Geotextile sebagai Media Stabilisasi Lereng
Geosintetik
adalah suatu produk buatan pabrik dari bahan polymer yang digunakan dalam
sistem atau struktur yang berhubungan dengan tanah, batuan dan rekayasa
geoteknik lainnya. Material yang digunakan untuk pembuatan geosintetik umumnya
dihasilkan oleh industri plastik seperti polimer, karet, fiber-glass, dan
material alam yang terkadang di pakai. Para ahli
dibidang geosintetik, mendefinisikan geosintetik sebagai material yang umumnya
berbentuk lembaran terbuat dari polimer sintetik, seperti Polipropolin,
Poliester, Polietilen, dan sebagainya yang difungsikan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh konstruksi yang berkaitan dengan tanah. Dari
berbagai jenis material geosintetik, jenis yang umumnya dan cocok untuk
digunakan sebagai material perkuatan adalah jenis geotekstil dan geomembran.
Hal tersebut disebabkan oleh formulasi material tersebut yang mempunyai kuat
tarik yang cukup tinggi dan tingkat elongasi dan creep (rangkak) yang rendah.
Geotekstil
merupakan material lolos air atau material tekstil buatan pabrik yang dibuat
dari bahan sintetis yang termasuk thermoplastic. Pemasangan NON WOVEN
GEOTEXTILE meliputi empat langkah dasar yang harus dilakukan. Pertama yang
harus dilakukan adalah Persiapan Subgrade/ tanah dasar. Tahapan persiapanadalah dengan membersihkan lokasi dari benda‐benda tajam. Bila diperlukan buang
dan ganti tanah dasar yang lunak dengan material yang lebih baik. (sesuaikan
dengan perencanaan). Bila diperlukan padatkan tanah dasar dengan alat pemadatan
yang memadai. (sesuaikan dengan perencanaan). Tahapan yang kedua adalah Penggelaran
Geotextile dan Penyambungan. Secara umum, geotextile harus digelar melintang
jalan. Geotextile harus digelar di atas tanah dalam keadaan terhampar tanpa
gelombang atau kerutan. Pada lahan yang luas pemasangan geotextile bisa
fleksibel (melintang atau memanjang). Dilokasi yang sulit untuk melakukan
pemotongan dan penyambungan, untuk mempermudah geotextile dapat dipotong potong
dan disambung/dijahit terlebih dahulu di tempat yang memungkinkan.
Proses
selanjutnya adalah penyambungan geotextile. Penyambungan geotextile satu dengan
yang lain dapat dilakukan dengan cara saling melewati (overlapp) atau dengan
cara dijahit (Sewn). Dengan metode overlap, jarak minimal yang overlapnya
adalah 30 cm – 100 cm tergantung kondisi subgrade dan teknik pelaksanaan. Penjahitan
panel geotextile dapat dilakukan di lapangan menggunakan mesin jahit portable,
menggunakan tenaga generator. Penjahitan di lapangan biasanya memerlukan tiga
sampai empat pekerja. Panel yang belum di jahit dapat disiapkan di gudang (workshop)
dalam berbagai macam panjang dan lebar yang diperlukan.
Buana Paksa Indonesia
Roofing Walling Clading and Insulation
jl sriwidodo utara 7 no 476
Blk.Kawasan Industri Candi
krapyak-Semarang
jawa tengah - Indonesia 50184
phone : 024-7626249
faximili : 024-7610394
email : info@buanapaksa.com
Tahapan
ketiga adalah Penyebaran dan Penempatan Agregat. Setelah geotextile selesai
disambung dan rapi, kemudian kita dapat menebar dan menempatkan agregat yang
sudah kita pilih untuk diletakkan diatas geotextile. Penempatan agregat
dilakukan dengan cara mendorong maju tumpukan agregat, sehingga lapisan
geotextile tidak tergilas langsung oleh roda truk pengangkut agregat maupun
alat berat yang kita gunakan untuk meratakan karena dapat merusak lapisan
geotextile. Material agregat kemudian diratakan, dapat menggunakan alat berat,
dozer, dll. Bila lapisan agregat tipis, sebaiknya alat berat jangan
berlalu‐lalang diatasnya, khawatir dapat merusak lapisan geotextile. Setelah
agregat diratakan, agregat tersebut dipadatkan, dapat menggunakan alat berat,
mesin giling, vibrator roller, dll.
kota penjualan :
semarang, kudus, jepara, pati, rembang, lasem, blora, cepu, purwodadi, mranggen, kendal, demak, batang, pekalongan, pemalang, tegal, brebes, ungaran, bawen, ambarawa, temanggung, wonosobo, banjarnegara, purbalingga, purwokerto, cilacap, banyumas, kebumen, kutoarjo, purworejo, magelang, jogja, yogyakarta, yogya, wates, wonosari, bantul, sleman, klaten, dlanggu, solo, surakarta, boyolali, ampel, salatiga, sukoharjo, wonogiri, karanganyar, mantingan, ngawi, magetan, maospati, madiun, ponorogo, caruban, pacitan, purwantoro, sragen, seragen
semarang kudus jepara pati rembang lasem blora cepu purwodadi mranggen kendal demak batang pekalongan pemalang tegal brebes ungaran bawen ambarawa temanggung wonosobo banjarnegara purbalingga purwokerto cilacap banyumas kebumen kutoarjo purworejo magelang jogja yogyakarta yogya wates wonosari bantul sleman klaten dlanggu solo surakarta boyolali ampel salatiga sukoharjo wonogiri karanganyar mantingan ngawi magetan maospati madiun ponorogo caruban pacitan ungpurwantoro sragen seragen kediri jombang tulungagung jember mojokerto lamongan malang pasuruan surabaya tuban probolinggo paiton banyuwangi